Live Streaming
Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil membuat alat pengolah limbah sampah plastik menjadi bahan bakar.
Keberhasilan tersebut berawal dari penggunaan sampah plastik yang meningkat dari hari ke hari, sehingga berdampak pada peningkatan timbunan sampah. Hal tersebut yang dirasakan oleh Dwi Nugroho Zuliansyah (2015) selaku Ketua Tim PKM-M dari prodi Teknik Elektro, beserta keempat anggotanya, yaitu M. Bagas Syaatnuartoro (2015), Doni Tri Setiawan (2014), keduanya dari prodi elektro, M. Annas Makruf (2015), dan Raditya Dyah Puspitasari (2015) dari prodi Akuntansi.
“Sampah plastik yang tidak terpungut oleh pemulung, penangannya tidak bisa dilakukan dengan metode landfill atau open dump. Sedangkan mengolah sampah plastik dengan cara pembakaran dapat menghasilkan polutan yang bisa mencemari lingkungan. Sehingga diperlukan cara pengolahan lain untuk mengolah sampah plastik, salah satunya dengan cara mendaur ulang sampah plastik menjadi minyak tanah,” ujar Dwi saat diwawancarai di Kantor Biro Humas dan Protokol (BHP) UMY, Rabu (31/5).
Pada uji coba yang dilakukan di Dusun Kabregan, Wonosari, Gunung Kidul, Dwi beserta tim nya membuat alat yang dinamakanGarbage Processor dengan kapasitas produksi 400 mililiter per 50 menit. Dwi menyebutkan, metode yang dipergunakan menggunakan prinsip pirolisis.
Prinsip pirolisis ini dimana plastik akan dipanaskan di dalam reaktor yang dipanaskan dengan sampah organik, seperti kayu bakar, maupun dedaunan kering. Setelah plastik dipanaskan sampai suhu di atas titik lelehnya, maka akan menguap menjadi gas yang dialirkan melalui pipa. Sehingga menghasilkan bahan bakar minyak.
Pada penelitian yang telah dilakukan sejak tiga bulan belakangan ini, Dwi beserta timnya mengajak kepada masyarakat khususnya warga di Dusun Kabregan untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak agar bernilai ekonomis.